Camat Undaan, Catur Widiyatno. (KORAN MURIA/EDY SUTRIYONO)
KUDUS – Setiap pemimpin pasti mempunyai cara tersendiri untuk membuat bawahannya semakin dekat. Baik itu menggunakan komunikasi persuasif, ataupun dengan cara main musik.
Begitu halnya dengan Camat Undaan Catur Widiyatno. Pria kelahiran tahun 1967 tersebut selalu mengedepankan kenyamanan dengan staf maupun kepala desa yang ada di wilayah kerjanya.
”Sebenarnya bermusik itu awalnya hanya selingan. Tapi ternyata banyak staf dan kepala desa yang suka. Jadi sekalian saja, melalui musik itu saya menjalin keakraban untuk menghilangkan sekat antara pimpinan dan bawahan,” katanya.
Selain itu, suami Raden Roro Lilik Ngesti Widya Suryani (Mantan Lurah Mlati Kidul) selalu mempersilahkan kepada kepala desa ataupun stafnya untuk bermain musik. Tentunya seusai jam kerja.
”Ya, Alhamdulillah dengan musik, para kades yang ada di Undaan serta staf saya bisa dekat. Mereka juga memanfaatkan kedekatan tersebut untuk saling sharing, bertanya mengenai laporan, pekerjaan, ataupun administrasi desa yang belum kelar,” paparnya.
Dari pantauan di lapangan, PNS yang pernah menduduki posisi staf kesra di Pemkab Kudus tersebut saat ini memang bisa menguasai beberapa alat musik. Seperti halnya drum, organ, gitar ritem, bas hingga alat tradisional Sulawesi kulintang dan Gamelan Jawa.
”Bermusik ini bukan hobi dari kecil. Dulu tiap kali ada yang bisa bermain alat musik, saya selalu penasaran untuk menguasainya. Alhamdulillah saat ini bermanfaat di pekerjaan,” ujarnya.
Dari hobi tersebut, ia juga berhasil menyabet banyak prestasi yang diraih saat bermusik. Salah satunya, ia pernah dinobatkan sebagai juara melodi terbaik tahun 1992 se-Karisedenan Pati dalam lomba musik kelas umum.
”Ya itulah cara kita menghadapi kepenatan dalam keseharaian. Yakni setiap orang berbeda beda. Namun bagi saya memainkan musik inilah yang bisa membuat jiwa rileks, nyaman saat menghilangkan kepenatan itu,” ujarnya.
Selain bermusik, pihaknya juga pernah melatih vocal peserta kontes dangdut indonesia (KDI) dan akademi fantasi indosiar (AFI) sekaitar tahun 2005 silam.
”Ya ditahun 2005 silam memang saya pernah melatih peserta KDI dan AFI. Yakni atas nama Dara KDI kudus dan Adi Afi Kudus juga. Meskipun mereka tidak masuk tiga besar, akan tetapi saya tetap bangga dengan seni yang sudah saya berikan ke mereka,” tuturnya.
Dia menambahkan, yang penting ialah bagaiman setiap orang itu bisa dekat serta saling menghargai. Baik itu pimpinan dan bawahan, sesama rekan kerja dan lainnya. Namun untuk di kalangan kantor kecamatan undaan ini yang penting saling mengisi dan tidak ada atasan atau bawahan. Namun yang ada hanyalah sesama rekan kerja. Supaya mereka bisa rileks berkomunikasi, serta menjadikan lingkungan kerja yang baik. (EDY SUTRIYONO/SUPRIYADI)
sumber:
http://www.koranmuria.com/2015/11/08/21707/catur-widiyatno-jadikan-musik-sebagai-alat-untuk-menghapus-sekat-pimpinan-dan-bawahan.html